Bidara upas (Merremia mammosa) termasuk family Convoluukaceae yang di duga berasal dari Filipina. Tumbuh melingkar atau membelit dan cara perbanyakannya dengan setek atau umbinya. Biasanya tumbuh subur di tempat yang cukup sinar matahari. Tanaman ini berbunga putih berbentuk lonceng, bertangkai tipis berbentuk bundar dan licin, batangnya merambat membelit dengan panjang 3-6 m. sementara itu, umbinya berkelompok di dalam tanah mirip ubi jalar. Semua bagian tanaman ini mengandung getah.
Daunnya bertangkai panjang, berbentuk jantung, bagian atas menajam, bertepi rata, dan tidak berbulu. Mahkota bunga berwarna putih dengan panjang 7-8 cm dengan 4 helai kelopak. Umbi bulat sebesar kentang berwarna kuning kecoklatan dengan kulit tebal dan di pucuknya berbentuk putting susu, biasanya 6-7 umbi mengumpul menjadi satu. Umbi ini rasanya agak manis, jika dibelah keluar getah berwarna putih dan tidak berasa. Setelah dibelah, daging umbi yang berwarna cokelat berubah menjadi keabu-abuan dan setelah kering menjadi sawo matang.
Bagaian tanaman yang dipakai untuk obat adalah umbi-nya. Bidara upas mengandung damar, amilum (pati), zat pahit, dan resin. Zat-zat tersebut mempunyai sifat antiradang, pereda sakit (analgetik), penghilang bengkak, pencahar (laksatif), menetralkan racun (antidote), dan penyejuk. Sementara itu, getah segarnya mengandung zat ovidase.
Umbi bidara upas berkhasiat sebagai antidiabetes; loktopogum; serta mengatasi radang paru-paru, radang tenggorokan, dan tifus (mendinginkan). Di samping itu, umbi ini juga bisa untuk mengobati demam, batuk, sifilis (lues), kanker, kusta (morbus hansen), difteri, radang usus buntu, radang kandung kencing, keracunan makanan, obat luka dalam, batuk berdarah, menghilangkan rasa sakit, iritasi lambung, sariawan, kencing manis (diabetes mellitus), kanker payudara (dipadu dengan bahan lain), penawar racun, pelancar ASI, dan penurun panas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kawan-kawan, bagaimana kalau menurut kalian?